Foto (kiri): Plt, Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Bay Mokhamad Hasani (kanan) Direktur Kepelabuhanan Direktorat Jenderal Perhubungan laut (Ditjen Hubla), Chandra Irawan | eMaritim.com |
Jakarta, eMaritim.com - Awal tahun 2018 pembangunan pelabuhan Patimban akan segera di realisasikan mengingat jadwal ini dipercepat dari semula tahun 2020 menjadi 2019 dalam percepatan operasional pelabuhan Patimban yang terletak di Kabupaten Subang, Jawa Barat. Pelabuhan ini rencananya akan beroperasi penuh pada 2027.
Pembangunan Pelabuhan Patimban merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) sebagaimana tertuang dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 58 tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 3 tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.
Plt, Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Bay Mokhamad Hasani mengatakan bahwa pembangunan Pelabuhan Patimban merupakan upaya Pemerintah dalam mengurangi biaya logistik dengan mendekatkan pusat-pusat produksi dengan simpul transportasi laut (pelabuhan) sehingga diharapkan mampu memperkuat ketahanan ekonomi dan mengurangi tingkat atau beban lalu lintas khususnya pada wilayah DKI Jakarta, �termasuk mejamin keselamatan pelayaran termasuk area eksplorasi miinyak,� kata Bay saat Konpers Perkembangan Pelabuhan Patimban di Jakarta Selasa (05/09/2017).
Bay mengatakan bahwa pelabuhan ini nantinya akan mem-backup pelabuhan Tanjung Priok yang ada di Jakarta, apabila Pelabuhan Tanjung Priok mengalami full muatan akan dipindah menuju pelabuhan Patimban yang rencana pemerintah akan dijadikan Terminal Pelabuhan International.
Terkait dengan pembiayaaan pembangunan pelabuhan Patimban, berasal dari dana pinjaman Pemeriintah Jepang melaui Japan Internasional Corporation Agency (JICA) dengan total pinjaman sebesar 1,03 Miliar USD atau 13,7 Triliun Rupiah dan total pembiayaan dari rupiah murni sebesar 90 juta USD atau 1,19 Triliun rupiah.
Bay menjelaskan , rencana pengembangan pelabuhan Patimban terdiri dari 3 tahap yaitu tahap 1 (phase I-1), tahap 1 (phase I-2), tahap 2 dan tahap 3. Berdasarkan detail desain pelabuhan Patimban, tahap 1 (phase I-1) dengan kapasitas 250.000 TEUs dan 218.000 kendaraan (CBU) ditargetkan selesai pada tahun 2019 dengan nilai investasi sebesar 13,7 Triliun rupiah atau 1,03 Miliar USD, dan tahap 1 (phase I-2) dengan kapasitas 3,5 juta TEUs dan 382.000 kendaraan (CBU) ditargetkan selesai pada tahun 2023 dengan nilai investasi sebesar 6,5 triliun rupiah atau 0,49 miliar USD.
Direktur Kepelabuhanan Direktorat Jenderal Perhubungan laut (Ditjen Hubla), Chandra Irawan menjelaskan pembangunan awal tahap 1 (phase I-1) selesai di tahun 2019 akan membangun terminal peti kemas dengan luas awal 420 X 35 meter, lapangan peti kemas 35 hektar, terminal kendaraan dengan luas 300 meter, persiapan back up area seluas 356 hektar, persiapan akses jalan seluas 15 hektar, dan kedalaman alur dan kolam 10 mLWS.
Tahap 1 (phase I-2) akan dirampungkan di tahun 2023 dengan luas terminal peti kemas mencapai 1740 X 35 meter dari total panjang dermaga 4320 meter, lapangan peti kemas 66 Ha, terminal kendaraan 390 meter, Ro-ro terminal 200 meter, terminal kapal negara 350 meter dari total 980 meter, dan kedalaman alur dan kolam 14 mLWS.
�Masuk ke tahap 2, rencananya pembangunan akan menyelesaikan pembangunan terminal peti kemas dengan luas 840 X 35 meter dengan kapasitas 1,458,333 TEUs dan pembangunan terminal kapal negara dengan 630 meter yang akan di selesaikan ditahap ini,� ungkap Chandra.
Tahap ketiga 3, masih Chandra nantinya akan memfinalisasi pembangunan terminal peti kemas dengan luas 1320 X 35 meter dengan kapasitas TEUs 2,291,667 TEUs dari total 7,500,000 TEUs.
Chandra menambahkan terkait posisi dokumen pembiayaan pembangunan Pelabuhan Patimban berupa Pra-FS, FS, AMDAL, RIP, dan penetapan lokasi telah selesai disusun sedangkan studi ANDAL-LALIN dan studi konsesi sedang dalam tahap penyelesaian.
�Selanjutnya untuk pengadaan tanah pembangunan Pelabuhan Patimban masih dalam proses oleh Tim (Kementerian ATR/BPN), sedangkan untuk penyediaan jalan akses telah dilakukan MOU antara Kementerian PU dan JICA,� tuturnya kepada awak media saat penyampaian pengembangan pelabuhan Patimban.
Selain itu, masih Chandra, posisi proses pinjaman saat ini Green Book telah ditandatangani oleh Menteri PPN/ Kepala Bappenas, dan BAPPENAS juga telah mengeluarkan surat rekomendasi pelaksanaan kepada Kementerian Keuangan serta formal request telah disampaikan kepada Kedutaan Besar Jepang yanag selanjutnya akan diterbitkan pledgeoleh Pemerintah Jepang yang menjadi syarat dapat dimulainya proses lelang.
Adapun dalam proses pembanguunannnya akan diadakan lelang kepada pihak swasta yang dirasa Pemerintah memiliki pengalaman penuh dalam membangun konstruksi pelabuhan, proses lelang akan dilakukan dalam 3 bulan kedepan terhitung sejak bulan Oktober hingga Desember 2017, � sehiingga awal tahun 2018 sudah star konstruksi pembangunan,� jelas Chandra. (Hp)